Pages

19 Juni 2008

Empat Ciri Yang Akan Masuk Sorga Dalam Keadaan Selamat

Rosululloh mengatakan bahwa ada empat ciri yang bisa membawa ke sorga dalam keadaan selamat :

1. Memasyhurkan salam
2. Memberi shodaqoh makanan
3. Shilaturrahmi kepada sanak saudara
4. Sholat pada malam hari (Tahajjud)

Adapun haqiqat yang memasukkan ke sorga adalah Alloh (bukan amal) tapi Alloh memberi ciri bagi hambaNya.

Penjelasan :

Seluruh ummat manusia di muka bumi ini tidak ada seorang pun yang mengharapkan kecelakaan dan kesesatan. Dengan perjuangan yang begitu dahsyat untuk mempertahankan kehidupannya agar senantiasa dalam keadaan hidup bahagia. Yang berkerja keras di suatu perusahaan bukan karena ingin bekerja tapi ada tujuan agar hidupnya bahagia mempunyai harta kekayaan serta dapat memberi nafkah bagi keluarganya, begitu juga orang miskin dengan jerih payahnya mereka memberanikan diri jadi tukang, berdagang seadanya demi sesuap nasi.

Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan di dunia ini adalah segalanya padahal itu hanyalah satu persen yang diberikan Alloh kepada hambaNya mulai dari Nabi Adam AS. hingga manusia akhir zaman. Kebahagiaan itu hanyalah sebuah fatamorgana, kebahagiaan itu hanyalah tipu daya untuk menguji kita, akankah kita selamat dan masuk sorga? Pertanyaan ini akan membuat kita berpikir serius dan hanya kepada Alloh kita berharap agar dengan Qudrot dan RidloNya kita dapat diselamatkan dari siksa api neraka. Aamiin.

Maka kita perlu mengetahui tentang cara yang telah dijelaskan bahwa Alloh memberi ciri bagi orang yang akan masuk sorga dalam keadaan selamat yaitu :

1. Memasyhurkan Salam

Ketika kita berjumpa dengan mukmin maka kita sunnat mengatakan Assalamu'alaikum, apalagi bila umur kita lebih muda dari yang diajak salam. Disunnatkan lagi memulai salam bagi yang sedang berjalan kepada orang yang sedang duduk, dan juga sebelum kita berpidato.

Hukum memulai salam adalah sunnat, hukum menjawab salam adalah wajib 'aeni bila seorang, wajib kifayah bila menjawabnya dua orang atau lebih. Tapi dalam segi keunggulannya lebih utama memberi salam daripada menjawab salam. Oleh sebab itu sering-seringlah memberi salam kepada mukmin karena salam itu merupakan sebuah du'a keselamatan dari siksa.

2. Memberi Shodaqoh Makanan

Alangkah baiknya kita bershodaqoh (sedekah) setiap hari meski sedikit, malah Rosululloh SAW. mengatakan "Meski dengan tulang domba" karena dengan bersedekah akan menolak balai dan menolak kebimbangan diri.

3. Shilaturrahmi kepada sanak saudara

Kita harus tahu silsilah keturunan keluarga dan harus bisa menata bahasa panca kaki seperti memanggil kepada paman jangan memanggil seperti kepada seorang kakak dan yang lainnya.

4. Sholat pada malam hari (Tahajjud)

Sebagaimana firman Alloh dalam surat Al-Isro` 79 :




Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Pada hari Mahsyar seluruh manusia akan dikumpulkan di satu lapangan luas, lalu Alloh memanggil orang-orang yang sering sholat pada malam hari tapi yang memenuhi panggilan itu sangat sedikit, setelah itu Alloh langsung memasukkan mereka ke dalam sorga tanpa adanya hisaban (perhitungan amal).

Pada bahasan ini kita pun sangat mengharap agar kita langsung dimasukkan ke dalam sorga oleh Alloh tanpa adanya hisaban maka mari mulai sekarang kita laksanakan yang empat ini.

Semoga apa yang kita lakukan merupakan pekerjaan yang diridloi oleh Alloh SWT. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin.

18 Juni 2008

Hubungan Antara Ummat Islam Yang Akan Mendapatkan Rohmat Dan Maghfiroh Alloh

Supaya kita mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh ketika berhubungan dengan saudara seagama caranya :

1. Harus saling akur atau islah.
2. Jangan saling caci-maki.
3. Jangan memaki diri sendiri.
4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.
5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.
6. Jangan mencari kesalahan orang lain.
7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.

Melihat kondisi zaman sekarang yang dilatarbelakangi oleh rupa-rupa kepentingan (pribadi & masyarakat umum) juga keprihatinan sosial, perilaku pembicaran seseorang sudah tidak diatur. Tidak sedikit yang belok dari aturan Alloh sehingga sesama ummat Islam saling mencaci-maki.

Kita selaku ummat yang beriman, tentunya ingin mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh. Bagaimana caranya? Perlu disadari bahwa ummat itu terbagi dua :

1. Ada yang beriman
2. Ada yang tidak beriman (kafir)

Interaksi ummat Islam dengan kafir, Islam dengan Islam ada aturan yang harus diperhatikan, sebagaimana firman Alloh surat Al-Hujurot ayat 10 :



Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Alloh, supaya kamu mendapat Rahmat.

Oleh karena itu untuk mempertahankan Ukhuwah Islamiyyah maka dengan bertaqwa. Koridor kehidupan sesama ummat Islam harus memakai aturan Islam didasari oleh taqwa, insya' Alloh kita akan mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh. Caranya :

1. Harus saling akur atau islah.

Pada surat Al-Hujurot ayat 10 di atas yang dimaksud dengan saling akur bukan seperti faham komunis (sama rata - sama rasa) tetapi saling memberi peluang kepada orang lain. Contohnya komunikasi si A dan si B tidak aman (mereka harus saling memahami dalam perkara yang berhubungan dengan taqwa kepada Alloh) maka si C harus segera mendamaikan.

2. Jangan saling caci-maki.

Seperti mencaci seseorang dengan menyebut "si Jebleh, si Pendek" meskipun buktinya begitu. Sebab saling caci bisa jadi yang dicaci lebih baik pribadinya daripada yang mencaci maka alangkah baiknya apabila saling menutupi kekurangan.

3. Jangan memaki diri sendiri.

Larangan memaki kepada orang lain, begitu pun kepada diri sendiri. Maka jangan memaki orang lain dan diri sendiri dengan ucapan atau tingkah laku seperti seorang miskin mengajak orang berada untuk mampir ke rumahnya dengan bahasa "ayo kita mampir dulu ke gubuk saya" padahal rumah tersebut lebih bagus dari apa yang dikatakannya. sebab seolah si miskin tidak menerima akan nugraha yang telah diberikan Alloh kepadanya (ini temasuk kufur nikmat).

Jadi manusia jangan minder, jangan melakukan pekerjaan yang membuat kita hina diri! Contoh lagi; jarang mandi, jarang bersih-bersih di rumah, jarang menghafal, apalagi tidak pernah ngaji ilmu agama, itu pun akan membuat kita hina karena dengan ilmu kita akan menjadi seorang mulia.

4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.

Diantara perilaku yang tidak boleh dilakukan oleh sesama ummat Islam yaitu memanggil dengan kata-kata jelek sebab akan menyakiti perasaan yang dipanggil, bila sudah sakit hatinya maka bahaya yang ditimbulkannya akan lebih besar. Sering terjadi banyak hilang nyawa karena masalah lidah. Memanggil orang lain "si Beke" karena badannya pendek padahal namanya Syamsuddin, nyebut "si Putih" padahal kulitnya hitam, namanya Ahmad Munawwar.

5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.

Seperti mengajak tersenyum padahal maksudnya mentertawakan.

6. Jangan mencari kesalahan orang lain.

Karena tidak suka kepada seseorang tanpa alasan, dia berani memfitnah dan mengajukan ke pengadilan agar yang dibencinya masuk penjara. Kita jangan berani mencari kesalahan orang lain, tapi bila kita menemukan kesalahan mereka maka kita harus segera menegurnya bahwa kelakuan tersebut adalah salah.

7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.

Zaman sekarang namanya membicarakan kejelekan orang lain (gosip) banyak diacarakan di setiap televisi, hukumnya antara yang memberitakan dan yang menyimaknya (menonton dan mendengarnya) sama dosanya bahkan termasuk dosa besar. Maka kita harus hati-hati dan memilah mana yang manfa'at dan mana yang madharat.

Tentunya bila yang tujuh rupa ada dalam diri seorang mukmin, bagaimana akan datang Rohmat dan Maghfiroh Alloh? Yang ada malah mendapatkan celaka di dunia dan nanti di akhirat. Marilah dari sekarang kita bertaubat kepada Alloh dan saling meminta maaf di antara kita karena sesungguhnya mukminin adalah bersaudara.

04 Juni 2008

Manfaat Dan Madharat Untuk Diri Sendiri

Taat kita tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Begitupun maksiat kita tidak ada madaratnya bagi Alloh. Justru sebaliknya manfaat untuk kita dan madarat pun untuk kita.

Di antara kemanfaatannya menjadi amal baik untuk bekal di akhirat dan tercipta tatanan hidup kita di dunia. Di antara kemadharatannya yaitu menjadi dosa yang akan menerima siksaan di akhirat serta tiada ketenangan bersama dengan manusia di dunia.

Penjelasan :

Para ulama kembali mengajak untuk menggunakan akal pikiran kita, yang dimaksud tiada lain kecuali tumbuh lahirnya sikap positif dalam melaksanakan perintah dan menghindar dari segala larangan Alloh.

Hal taat dan maksiat kita sudah pada mengetahuinya bahwa Alloh :



"...Sesungguhnya Alloh adalah Dzat yang Maha Kaya (tidak membutuhkan) kepada seluruh alam (makhluq)". QS. Ali Imron 97

Alloh merupakan Dzat Maha Kaya, tidak membutuhkan dan tidak akan terpengaruh oleh makhluq-Nya. Beda dengan seorang makhluq yang kaya raya tapi butuh dan terpengaruh oleh makhluq lainnya. Alloh mempunyai sifat Irodat (Kehendak), Alloh mempunyai sifat Qudrot (Kuasa) Alloh yang berkehendak dan berkuasa, Alloh yang Maha Kuasa bisa memerintahkan kepada seluruh manusia yang berada di jagat raya untuk bertaqwa kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya :




"Wahai manusia! Kalian semua harus bertaqwa kepada Alloh dengan taqwa yang sesungguhnya, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam". QS. Ali Imron 102

Begitu pula Alloh berfirman dalam Al-Baqoroh 21 :




Bahwa kita diperintah Alloh untuk menyembah kepada-Nya, harus melaksanakan segala perintah-Nya. Di sisi lain Alloh Maha Kaya yang sama sakali tidak membutuhkan makhluq-Nya tapi Alloh memerintah kepada kita dalam bentuk-bentuk ibadah, bentuk-bentuk taat yang tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Meski seluruh makhluq yang berada di alam dunia beriman kepada Alloh, beribadah kepada Alloh, bertaqwa kepada Alloh, taat kepada Alloh tidak akan menambah Kemuliaan dan Keagungan Alloh, bahkan Alloh yang memberi pahala bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.

Alloh adalah Dzat Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk menghindari maksiyat. Di sisi lain Alloh Dzat yang tidak membutuhkan kepada makhluqNya tetapi melarang kepada hambaNya untuk melakukan bentuk-bentuk maksiyat yang padahal tidak ada madharatnya bagi Alloh karena meskipun seluruh makhluq maksiyat, menentang kepada Alloh, sedikitpun takkan mengurangi Kemuliaan dan Keagungan Alloh, tetapi Alloh yang akan memberi adzab bagi orang yang melakukan dosa. Maka dari sini sangat kelihatan orang yang awas mata hatinya, dia mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh untuk dijadikan bekal di akhirat serta terciptanya tatanan kehidupan di dunia, berkumpul damai bersama dengan makhluq, gemah ripah repeh rapih loh jinawi.

Berbeda dengan orang-orang buta hatinya yang tidak mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh tapi malah membuat kemadharatan bagi dirinya bahkan teman hidupnya adalah melakukan maksiyat yang menimbulkan datangnya adzab Alloh di akhirat, merusak tatanan kehidupan makhluq di dunia, diteundeun di kulon ngiruh, diteundeun di tengah ngubek, diteundeun di wetan ngabendung, dijieun pamikul bengkung, dijieun cemped meped".

Wallohu a'lam bisshowab. Semogalah kita diberi hidayah serta taufiq untuk melakukan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarang Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

28 Mei 2008

Menjiwakan Asmaul Husna As-Samii'u

Salah satu sifat Alloh yang terdapat di dalam Asma’ul Husna yaitu sifat As-Samii’u yang artinya adalah Alloh yang Maha Mendengar. Setiap langkah dan ucapan yang timbul dari lisan ataupun dari hati sanubari, semuanya dapat didengar Alloh.

Bisikan hati kita tentunya dapat menimbulkan dua niat, yaitu niat baik dan niat buruk. Keduanya tidak akan lepas dari pendengaran dan disaksikan oleh Alloh sehingga kita tidak dapat menghindari dari-Nya. Ketika datangnya niat baik dalam hati kita maka Alloh akan mencatatnya sebagai amal kebaikan, tetapi sebaliknya apabila yang datang itu niat jelek maka Alloh tidak akan langsung mencatatnya sebagai amal kejelekan, kecuali apabila niat jelek itu dilakukan sesuai dengan apa yang telah diniatkannya.


Oleh karena itu, kita harus waspada dalam mengatur setiap gejolak hati dengan dua cara :

1. Harus bisa menjiwai لا مطلوب الا الله yang artinya; tidak ada yang pantas untuk dilakukan kecuali perintah Alloh. Jadi, selamanya kita harus menunggu perintah dari Alloh, singkirkan perintah nafsu amarah yang mengakibatkan kepada perbuatan maksiyat.

2. Kuatkan iman, bahwa di samping kita ada dua malaikat Roqib dan Atid yang selamanya mencatat perilaku kita. Alloh berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 80 :





“Apakah mereka mengira, bahwa Kami (Alloh) tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.

PENJELASAN :

Alloh mengatakan; Kami mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama. Panggillah nama Kami sesuai dengan apa yang kalian inginkan. Di antara rupa-rupa Asma Alloh ada yang dinamakan As-Samii’u yang artinya Alloh Maha Mendengar. Alloh mendengar bukan dengan telinga, sebab Alloh bukan Jirim yang membutuhkan kepada ‘Arodl, tetapi Dzat yang mempunyai Sifat. Oleh karenanya Alloh mendengar dengan sifat Sama’-Nya. Maka tidak ada batasan dan ukuran yakni yang didengar oleh Alloh bukan sekedar suara tetapi bisikan hati pun terdengar, jelas atau tidak, keras atau tidak, semuanya pun didengar Alloh.

Dalam menggunakan peribahasa setiap hari kita harus berhati-hati, jangan ada kata-kata “Suara hati sanubari kita didengar Alloh, apalagi suara yang keluar dari mulut jelas akan lebih terdengar”. Sepintas kalimat ini sepertinya benar, padahal salah besar. Bila mempunyai anggapan seperti itu maka mendengarnya Alloh tidak berbeda dengan makhluq sebab ada bahasa “jelas” dan “lebih jelas” padahal sesungguhnya suara samar, kecil, keras, semuanya sama pada jelasnya dihadapan Alloh.

Kita sebagai manusia yang beriman harus lebih mawas diri dalam tingkah perilaku sebab semua gerak-gerik anggota badan juga bisikan hati didengar oleh Alloh. Jangan punya anggapan bahwa kita sendirian, tidak ada yang mendengarkan, padahal yaqin bukti ada yang mendengarkan dan ada yang memperhatikan yaitu Alloh. Harus lebih waspada sebab barangkali ada kelakuan jelek yang ditulis oleh utusan Alloh yaitu malaikat Atid. Firman Alloh surat Az-Zukhruf ayat 80 :




“Apakah mereka mengira, bahwa Kami (Alloh) tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.

Supaya pekerjaan atau bisikan hati kita baik maka solusinya kita harus menjiwakan لا مطلوب الا الله Tiada lagi yang harus dijalani kecuali perintah Alloh dalam hati sanubari kita. Yang manfa’atnya tidak akan ada bisikan hati untuk melakukan kejelekan sebab tiada lagi yang kita lakukan kecuali perintah dari Alloh.

Alloh menugaskan dua malaikat yang selamanya mengikuti kita kapan pun, dimana pun, bagaimana pun keadaan kita pasti akan mengikuti kita karena Alloh pun memberi petunjuk kepada kita dengan lafadz إقراء yang artinya “bacalah”. Sedangkan yang harus dibaca ada empat :

1. Tempat
2. Situasi
3. Waktu
4. Siapa

Mudah-mudahan ada manfa’atnya khusus untuk pribadi, umumnya bagi semua ummat muslimin. Begitu pula mari kita pinta kepada Alloh agar kita sebagai manusia mendapatkan Rohmat serta Maghfiroh Alloh SWT. Bisa mawas diri dan lebih berhati-hati dalam gerak-gerik hati sanubari dan melakukan sesuatu sebab dimana pun, bagaimana pun, kapan pun, ada dua malaikat yang diutus Alloh yakni Roqib dan Atid yang selamanya mengikuti kita. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.

21 Mei 2008

Istiqomah Dina Pagawean Anu Dipikacinta Ku Alloh

Tina sapalih tanda diri, aya dina tempat anu ditetepkeun ku Alloh, tegesna lain tina tempat anu salah ceuk Alloh nyaeta dimana-mana urusan dina ibadah (agama), kasalametkeun oge dina urusan kahirupan (dunya) kabiayaan.

Anu kabeneran hirup seperti tadi, tong salah sangka yen anu keur dipigawe teh salah, balikta lakukeun eta pagawean kalawan saestuna tur jadikeun pikeun ladang amal ka Alloh SWT.

Teu kanyahoan anu dilakukeun ku urang kiwari, jauh tina cita-cita anu baheula, kunaon aya di kaler padahal leumpang teh nyukcruk ka kidul? Cita-cita anu kapungkur teu kalaksanakeun, kapungkur anu dicita-citakeun jadi ajengan, naha jadi tukang gorengan? Situasi keur kieu dimodifikasi (dipake kesempatan) ku syetan ku ngarahkeunna syetan ku ilustrasi bahwa yen ieu teh anu keur karandapan lain anu sanyatanya (sementara). Sahingga teu aya kasungguhan dina ngalakukeun anu keur karandapan, nu jadi tukang dagang teu sungguh-sungguh dina dagangna. Padahal dina buktina rangkaian anu keur karandapan lain anu sementara, tapi ieu anu karandapan anu ngudukeun ka urang supaya sungguh-sungguh.

Lamun rek dipariksa darah maka kudu aya alat paragi tensina, jang naon? Supaya boga kapastian yen ieu puyeng teh tina panyakit maag atawa darah tinggi, atawa budak panas, kudu aya termometer (alat paranti ngukurna), sabaraha derajat panasna?

Supaya kaluar tina kawaswasan anu eta kawaswasan dibangun ku syetan didedetkeun kana pikir jeung rasa urang supaya urang hirup teu puguh juntrung jauh tina kakuduan ceuk Alloh. Maka mushonnif kitab masihan barometer ka urang, keur naon? Supaya apal anu keur dipigawe ku diri eta bener tawa teu ceuk Alloh? Da aya bener aya siga bener, lamun siga pisan eta artina lain pisan, jiga monyet, artina eta anu disarupakeun lain monyet.

Dina masalah ieu ulama ahli sufi masihan barometer keur nganyahokeun urang ayeuna, naha aya dina kahirupan anu bener, atawa aya dina anu salah? Cirina urang geus bener menepati aturan ti Alloh nyaeta ; Dimana-mana Alloh nempatkeun dina hiji pagawean tapi eta pagawean teh salamet agamana jeung salamet darigamana, lamun salamet eta anu dua (agama & darigama), maka eta anu alus mungguh Alloh. Min iqoomatillahi hirup anjeun kituna teh ditempatkeun ku Alloh. Anu jadi Kiai ulah hayang jadi tukang dagang, anu jadi tukang dagang ulah hayang jadi PNS, anu jadi PNS ulah hayang jadi wiraswasta, anu jadi tukang bajigur ulah aya bahasa "sementara we jadi tukang bajigur sambil nungguan panggilan gawe.

Mudah-mudahan urang bisa syukuran kana naon perkara anu dibikeun ku Alloh, Amiin ya Robbal Alamin.

07 Mei 2008

Sunnatulloh Anu Tumiba Ka Hamba-hambaNa

RINGKESAN :

Sunnatulloh (kabiasaan Alloh) ngageroan ka hamba-hambaNa pikeun aribadah ka Alloh ku dua cara :

1. Anjeunna ngagero ku maparin kalaluasaan rizqi, angger sehat.
2. Ngageroan ku jalan nurunkeun kamadharatan (cocoba).

Pangna kitu sabab jiwa manusia kabagi 2 :

1. Jiwa-jiwa anu marulya pikeun anjeunna digero ku Alloh ku kalaluasaan rizqi.
2. Jiwa-jiwa anu dipoyok, maranehna digero ku Alloh ku balai (kamadharatan).

Pikeun urang sing cekas panempo ati dina nalika dipaparin kalaluasaan rizqi atawa nampa balai, tegesna duanana eta teh kanyaah ti Alloh keur urang sebagai hambaNa.

PENJELASAN :

Jalma anu resep kana wayang merhatikeun kana pawayangan teh lain ku pedah ningali kayu nu usik, sabab ningali kayuna mah teu aya bedana. Pasti anu ngaran Cepot nu awakna begang jeung beungeutna beureum, anu beuteungna bucitreuk jeung warnana hideung eta mah Semar ngarana.

Tapi nu jadi daya tarik jeung barometer "ieu wayang alus" lain pedah alus wayangna tapi maha alus anu ngadalangna. Lamun anu ngadalangna teu bisaeun mah sok sanajan wayangna alus moal matak pikaresepeun. Tapi sok sanajan wayangna butut ari anu ngadalangna alus mah, melaan teu sare jang lalajo eta pagelaran wayang.

Kitu deui warna-warni Taqdir anu karandapan ku diri urang sewang-sewangan. Kadang hirup teh bungah, hate tenang, awak sehat, usaha lancar. Tapi kadang-kadang hirup teh susah, awak geringan, sawah ku hama, dagang tinggal daki.

Pikeun mu'min anu sajati moal kapangaruhan ku pait jeung amisna cobaan. Anu dimaksud ku moal kapangaruhan di dieu anjeunna cekas yen datangna eta Taqdir aya anu ngadalangna nyaeta Alloh anu ngadatangkeun sagala perkara pasti aya hikmahna, anu mana fungsina nalika dibere nugraha urang kudu syukuran sabab Alloh ngadawuh dina surat Ibrohim ayat tujuh :


“Jeung sing inget! Nalika Alloh ngagero; "Sabenerna lamun anjeun syukuran, pasti Kami rek nambahan (nikmat) ka anjeun, jeung lamun anjeun ingkar (kana Ni’mat Kami), Sabenerna adzab Kami leuwih banget".

Fungsina dibere imtinan (cocoba) urang kudu istighfar.

Saur imam Abu Madyan "Geus jadi Sunnatulloh, Alloh ngagero ka hambaNa pikeun aribadah ku dua cara :

1. Anjeunna ngagero ku maparin kalaluasaan rizqi, dibere cageur. Cageurna jadi wasilah keur jalan syukuran ka Alloh. Alloh ngageroan kalaluasaan rizqi khusus pikeun jalma anu boga nufusul karimah (jiwa-jiwa anu marulya) tegesna elingna teu kudu dipaksa.
2. Anjeunna ngagero ku kamadharatan. Dibere gering supaya geringna jadi eling ka Alloh jeung kana dosa anu nimbulkeun istighfar. Alloh ngagero ku kamadharatan khusus pikeun jalma anu boga nufusul la’imah nyaeta anu elingna kudu dipaksa ku dibere cocoba.

Teu saeutik jalma dibere ni'mat tapi kalah jadi kufur ni'mat, teu saeutik jalma dibere imtinan tapi kalahkeun kufur. Tapi kufur jeung teu kufurna eta mah kumaha urangna.

Mudah-mudahan urang kaasup hamba Alloh anu “bagja eling - lara eling” keur meunang kabungah inget ka Alloh, keur meunang ka susah oge inget ka Alloh. Aamiin yaa Alloh yaa Robbal 'aalamiin.

30 April 2008

Ulah Nyapirakeun Perkara Anu Teu Pira

RINGKESAN :

Rosululloh SAW. ngadawuhkeun dina salah sawios Haditsna anu unggelna :

"Anjeun ulah rek nyapirakeun tina rupa kahadean kana naon bae perkara”.

Tina Hadits anu ieu tiasa dipaham yen urang ulah nyapirakeun hiji perkara sanajan eta perkara dipandang hina sabab urang teu uninga dimana aya Ridlona Alloh SWT. Nyakitu deui sawangsulna ulah rek nyapirakeun tina rupa kagorengan kana naon bae perkara sanajan eta kagorengan dianggap hina sabab urang teu apal boa-boa dina eta perkara teh ayana bebendu Alloh SWT. Sahingga jadi sabab cilakana diri dina naraka.

PENJELASAN :

Dina raraga milampah hirup di alam dunya urang sebagai hamba Alloh kudu leuwih ati-ati dina ngalakukeun hiji perkara, ulah wani nyapirakeun tina hiji kahadean sok sanajan eta kahadean dianggap hina, saperti nyapirakeun Infaq, Shodaqoh, Sholat awal waktu berjama’ah jeung sajabana.

Aya kisah anu bisa dijadikeun conto ; hiji awewe urang Bani Isro’il anu profesina jadi pelacur dina hiji waktu manehna keur aya di perjalanan. Kulantaran ngarasa halabhab (haus) manehna neangan sumur cai anu tujuanna pikeun ngaleungitken rasa halabhabna. Dina waktu rek turun ka sumur cai katempo aya anjing anu letahna ngelel ker kahausan hayangeun nginum kusabab sumurna jero eta anjing teu bisaeun turun tapi ngan saukur bisa nempokeun cai tina luhureun sumur, timbul tina rasa karunya jeung nyaah eta awewe teh turun ka sumur cai bari ngudar sapatuna anu dijadikeun wadah pikeun nyiuk cai tului eta cai diinumkeun ka anjing. Menurut para Ulama tina sabab laku lampah eta awewe, dosa anu pernah dilakukeun salila hirupna dihampura jeung meunangkeun Rohmat Alloh SWT.

Aya deui tina sapalih contona nyaeta Imam Ghozali dina saba’da pupus, anjeunna kaimpenkeun ku salah sawios sahabatna. Imam Ghozali ditaros :
"Tos midamel naon Alloh ka anjeun ?”
Imam Ghojali ngawaler :
“Kuring teh ditempatkeun di payuneun Alloh (tempat anu Mulya)”
Teras Alloh sasauran ka Imam Ghojali :
“Ku naon sababna anjeun ditempatkeun dina tempat anu Mulya?”
Imam Ghojali ngawaler :
“Ku 'amal tina ladang geus ngarang kitab, Sholat Tahajjud, Sholat Dluha jeung sajabana”
Teras Alloh ngawaler :
“Kuring henteu nampa amal anu eta tapi ku pedah dina hiji waktu anjeun keur ngarang kana hiji kitab aya laleur anu euntreup dina mangsi anjeun hayangeun nginum tuluy anjeun eureun heula tina ngarang kitab mere kasempetan pikeun laleur nyerot kana eta mangsi”.

Tina sapalih kisah anu ieu urang sebagai hamba Alloh anu miharep kana RidloNa ulah wani-wani nyapirakeun hiji perkara sanajan eta perkara dipandang hina, sabab urang teu apal naha dina eta perkara teh aya Ridlona Alloh atawa bebendon Alloh.

23 April 2008

Kuatkeun 'Aqidah, Tanjeurkeun Syare'at

RINGKESAN :

Aya dua rupa perbedaan dina Islam :

1. Perbedaan 'Aqidah
2. Perbedaan cara ibadah

PENJELASAN :

Peryogi diuningakeun bahwa secara global dina Islam teh aya dua perbedaan :

Kahiji, Perbedaan 'Aqidah anu bakal ngakibatken dua perbedaan di Akherat, nyaeta jadi ahli Sawarga salawasna sarta moal kaluar deui tina Sawarga, aya deui anu ngakibatkeun bakal ngajadi ahli naraka salawasna tur moal kaluar deui tina naraka samisal kapercayaan ka Alloh marengkeun percaya ka lian Alloh (Musyrik) atawa salah ngaNabi boh sama sakali henteu ngaNabi ka Kanjeng Nabi Muhammad SAW. atawa marengkeun ngaNabi ka lian Nabi Muhammad SAW. samisal ka Mirza Gulam Ahmad jeung lianna atawa oge teu percaya kana Al-Quran atawa kana Al-Hadits jeung rea-rea deui sajaba ti eta.

Kadua, Perbedaan dina cara ibadah anu sok disebut Khilafiyyah samisal perbedaan Qunut jeung teu Qunut dina Sholat Subuh, perbedaan ngucapkeun Niyat (Usholli...) dina samemeh Sholat jeung sajabana. Perbedaan anu ieu mah henteu ngakibatkeun bedana pangbalikan di Akherat, sadayana oge jadi ahli Sawarga, ngan pedah pikeun anu pernah ngalakonan ma’shiyat sarta teu meunang hampura ti Alloh SWT. eta mah samemeh asup ka Sawarga teh disiksa heula dina naraka. Lila jeung sakeudeungna dina naraka eta saukuran gede atawa leutik dosa dirina, ngan kabeh oge ari siksa mah teu aya anu teu nyeuri.

Ku hal sakitu kuatkeun 'Aqidah, tanjeurkeun Syare’at di diri pribadi, dulur-dulur jeung babaturan salembur, ka beh dituna babaturan sanagara.

09 April 2008

Nyukuran Ni'mat Ti Alloh

RINGKESAN :

Sikap manusa kana ni'mat anu ditarima ku dirina :

1. Anu bisa ngalap manfa’at tina eta ni’mat
2. Teu bisa ngalap manfa’at bahkan dirina kabawa ku fitnah ni’mat

Bisa atawa teu bisa ngalap kamanfa’atan, syareatna kumaha pembuktian dirina dina ngupayakeunnana, saperti moal bisa ngalap manfa’at mun teu apal timana eta ni’mat, moal apal timana hakekat eta ni’mat lamun can bisa pisah jeung salian nu mere ni’mat.

Langkah awal pikeun bisa ngalap manfaat tina ni’mat, sing bisa ngabuktikeun hiji waktu pikeun sagala anu aya di diri wungkul pikeun mayun ka Alloh.

PENJELASAN :

Dimana Alloh nepikeun ni’mat ka manusa boh dunya atawa diniyyah. Conto ni’mat dunya saperti awak sehat, kasab lancar, kulawarga sejahtera, hutang lunas. Conto ni’mat diniyyah saperti ibadah ngarasa betah, karasa ni’matna tho’at.

Jalma anu bisa nampa eta ni’mat kabagi dua bagian :

1. Cerdas pikiran
2. Cerdas kajiwaan

Sabab aya anu cerdas pikirannana tapi bodo kajiwaannana, jalma anu cerdas pikiran mah dimana-mana aya nu mere ni’mat pasti bakal berfikir kudu mulang tarima ka nu mere eta ni’mat. Jalma anu cerdas kajiwaan mah lamun aya nu mere ni’mat bakal prak migawe mulang tarima (syukuran) ka nu mere eta ni’mat, Ilustrasina caangna ruangan ku pedah dibuka jandelana tapi hakekatna lain ku pedah dibuka jandelana balikta ku sabab ayana cahaya panon poe. Pang bodo-bodona jalma anu pola pikirna netepkeun caang dina ruangan ku pedah jandelana muka, ngeuweuhkeun cacaang cahaya panon poe, nyakitu deui pang bodo-bodona jalma anu diwowoy ku Alloh ku rupa-rupa ni’mat tuluy manehna teu ngarasaeun sabab Alloh can pernah nyabut kana eta kani’matan, conto dibere sehat huntu tapi teu ngarasa boga huntu sehat sabab Alloh can pernah mere ngasaan nyeri huntu nepika manehna poho ka Alloh anu mere huntu sehat.

Supaya urang bisa ngarasa ngeunahna eta ni’mat, urang kudu bisa Ihtisabunnafsi anu buahna urang bakal tiasa manggihkeun hakekat saha anu mere ni’mat.

Mudah-mudahan urang dijadikeun ku Alloh jadi jalma anu cerdas pikiran tur cerdas kajiwaan. Aamiin.

27 Maret 2008

Husnuddlon Ka Alloh

RINGKESAN :

Di antara kawajiban pikeun jalma anu Mu’min nyaeta Husnuddlon lillah, hartosna alus sangka ka Alloh. Aya sababaraha cara pikeun ibadah ka Alloh :

1. Ku jalan ngama’rifatkeun kana Sifat jeung Asma Alloh.
2. Ku jalan nafakuran ni’mat-ni’mat ti Alloh anu parantos dipasihkeun ku Anjeunna.

Cara anu ka dua mangrupakeun cara anu panggampangna dilakukeun ku sarerea.

PENJELASAN :

Di antawis kawajiban hate anu kudu dipimilik ku Muslim yaeta alus sangka ka Alloh dina papasten anu hadena (cocok jeung kahayang) sareng dina papasten anu awonna (anu teu cocok jeung kahayang).

Pasti di balik eta aya hikmah dimana kamaslahatannana balik deui kana diri pribadi anu ngarandapannana. Ulah rek boga sangka goreng ka nu Maha Suci dina situasi anu kumaha bae, rek jembar atawa henteu pokona naon bae anu ditibakeun ku Alloh ka diri pasti aya hikmah jeung kamaslahatannana asal urang bisa nandeannana.

Moal aya hiji kajadian anu tiba ka diri kajaba aya shirotna, teu meunang aya jiwa su’uddlon ka Alloh. Lamun alus sangkana ka Alloh maka takdir anu tumiba kana diri bakal ngeunah, lamun goreng sangka ka Alloh maka taqdir anu tumiba ka diri bakal goreng.

Menurut penelitian ahli jiwa, naon anu aya dina pikiran bakal terjadi. Lamun anu dipikirkeunna hade maka bakal hade. Maka tetep tawakal ka Alloh sabab naon bae anu aya dina pikiran eta bakal mempengaruhi kana kaayaan husnuddlon ka Alloh, anu mana eta teh kedah dijaga. Carana aya dua :

1. Ku jalan ngama’rifatkeun Sifat-sifat sareng Asma Alloh. Alloh teh anu Maha Rohman anu berarti sagala perkara anu tumiba ka diri timbul tina Sifat Rahman jeung Rohimna Alloh. Paling henteu tindakan kolot kanu jadi budak lamun didasarkan ku rasa nyaah sok sanajan dijiwir, ku balas dasar nyaah jadi we maslahat eta budak sanajan ngarasa diteung-teuingan ku nu jadi kolotna. Kitu deui hamba anu teu bener maka dimana-mana dibere takdir ku Alloh anu kurang pas jeung kahayang manehna maka bakal ngarasa diteung-teuingan ku Alloh. Manusa mah lamun keur sangsara ibadahna sok getol, tahajudna getol, sholatna getol. Berarti eta ciri elingna ka Alloh ku jalan dibere heula cocoba ku Alloh. Hisi ngarasakeun nyaah ti Alloh terutama dimana menang tindakan ti Alloh.

2. Nafakuran anu geus dipidameul ku Alloh ka diri ti mimiti lahir, naha urang tina rahim ibu mawa sawah ? tah rizqi jeung sagala rupana Alloh anu bakal nanggung jawabna,doraka hukumna dimana-mana urang su'udlon ka Alloh.

Urang sebagai hamba Alloh wajib husnudlon ka Alloh anu kudu dijaga ku salah sahijina anu dua ieu.

Mudah-mudahan urang salalawasna aya dina rahmat Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

26 Maret 2008

Sifat Manusa

RINGKESAN :

Aya dua sifat anu moal bisa leupas tina diri manusa. Aya sifat anu dipuji ku Alloh (Mahmudah), aya sifat anu dipoyok ku Alloh (Madzmumah).

Sifat anu dipuji ku Alloh diantarana :

1. Tawadu’
2. Khusyu’ dina ibadah
3. Ta’dhim li amrillah
4. Hifdu
5. Khauf
6. Ikhlas dina ibadah

Ieu mangrupakeun sifat anu ngadeukeutkeun diri jeung Alloh.

Sifat anu dipoyok ku Alloh diantarana :

1. Takabur
2. Ujub
3. Riya
4. Sum'ah
5. Hikd
6. Hasud
7. Hubbul jah
8. Hubbul mal

Sifat ieu mangrupakeun sifat anu ngajauhkeun diri jeung Alloh.

PENJELASAN :

Sifat Mahmudah mangrupakeun sifat anu dipuji ku Alloh, sifat Madzmumah mangrupakeun sifat anu dipikabendu ku Alloh anu timbulna tina nafsu sarta geus jadi watek syetan.

Diantara sifat Madzmumah nyaeta Ujub, anu hartina ngangken diri bakal jadi ahli surga. Riya, hartina ngalakukeun pagawean akherat anu dasarna lain ibadah ka Alloh tapi karna aya motif anu sejen tegesna ngan saukur nganteur kahayang wungkul. Sum’ah, ku pamolahna hayang tenar, terkenal ku lapisan masyarakat. Hikdu, nyimpen persengketaan dina hate, dendam, keuheul lamun can kabales, jauh tina rasa deudeuh kanu keuheul, resep kanu milaraan. Hasud, teu betah lamun batur narima nugraha ti Alloh, kahayangna nugraha anu aya di batur leungit. Hubbul jah, kaleledna hate cinta kana akherat sabab condong cinta kana komara, pangkat, jeung kadudukan. Hubbul mal, sagala tingkah laku paripolahna ngan saukur karna harta. Ieu sifat mangrupakeun sifat anu kotor, anu ngabutuhkeun kana pembersih, lamun henteu diubaran pasti bakal leuwih jauh ti Alloh.

Urang sebagai hamba Alloh kudu diajar miboga sifat Mahmudah, ngan moal bisa urang miboga sifat Mahmudah lamun sifat Madzmumah henteu dipiceunan heula, da otomatis lamun sifat Madzmumah leungit maka sifat Mahmudah bakal aya dina diri urang, lamun jalma geus boga sifat Mahmudah maka kanyaah Alloh bakal salawasna tumiba ka diri sabab Alloh mikacinta ka jalma anu boga jiwa Tawadlo, boga jiwa Khusyu’ ibadah di payuneun Alloh, boga jiwa Ta’dhim ngagungkeun kana parentah Alloh tegesna parentah Alloh henteu dianggap sapele saperti angin liwat, boga jiwa Ikhlas ngalaksanakeun parentah Alloh, ngajauhan sagala larangannana, teu aya anu dipiharep kajaba Ridlo Mantenna.

Jalma anu geus boga jiwa Mahmudah dimana datang panggero ti Alloh
“Fayaqulu laka : yaa ‘abdi...”
maka bakal tepi kana ati sanubarina jeung hatena bakal ngarti kana lelembutan hate anu datangna ti Alloh bari ngajawab :
“Labbaika ya Alloh” abdi ridlo dipiwarang ku Gusti, abdi ridlo ngalaksanakeun sagala parentah sareng ninggalkeun sagala larangan ti Gusti,
“Watakunu shodikon fi ijabatika”.

Konsekuensina sagala pamentana, cita-citana bakal diijabah ku Alloh bahkan anu teu dikeretegkeun oge Alloh langkung uninga.

Mudah-mudahan urang salawasna aya dina Kersa sareng Ridlo Mantenna. Aamiin ya Robbal‘alamin.

05 Maret 2008

Haqiqat Kabungah

RINGKESAN :

Moal eureun tina kabingung pikeun jalma anu teu ngarasa meunang Nugraha ti Alloh jeung moal eureun tina kabungah jang jalma anu manggihan Nugraha ti Alloh. Ku hal sakitu wajib pikeun urang ngupayakeun supaya manggihan Nugraha Alloh ku naon bae carana. Di antarana sing loba ngobrolkeun dina tiap-tiap meunang ni’mat.

PENJELASAN :

Dua sisi anu satiap saat moal leupas tina kahirupan urang. Kahiji perkara anu diharepkeun diri meunang kabungah terhindar tina kasusah, tina kabingung. Terserah eta mah bungah ku pibungaheun atawa kabungah tapi euweuh pibungahennana.

Sisi anu kadua anu sok datang ka urang, perkara anu dipikarempan, nyaeta kabingung. Boh bingung tina ladang pibingungeun atawa susah tina ladang pisusaheun, atawa pibingungeun susah lain tina ladang pisusaheun.

Bahkan kasusah jeung kabingung mangrupakeun bukti anu dibikeun ku Alloh, mangrupakeun siksa anu ku Alloh dipaparinkeun ka mahkluq. Bahwa Khaof (rasa sieun) iyeu mangrupakeun hiji ngaran tina jajaran siksa-siksa anu dipaparin ku Alloh; aya siksa banjir, aya siksa hujan batu, jeung sajabana. Di antara runtuyan siksa anu dipaparin ku Alloh nyaeta dibere jiwa sieun atawa teu ludeung, teu genah.

Bahwa bungah jeung susah satiap saat bisa datang ka urang, sabab duanana mangrupakeun ujian keur urang, ujian amis mun bungah, ujian pait mun susah. Tapi aya trik-trik atawa upaya-upaya bahwa paling henteu leuwih loba kasenangan katimbang kasieun jeung kabingung. Bahkan tiasa oge (da Alloh mah Kawasa) naon wae kaayaan anu nimpa ka diri, arek aya atawa teu aya, boga atawa teu boga, loba atawa saetik, lamun harta loba hartana, atawa saeutik hartana, atawa lain harta, tetep digiring jadi kani’matan. Lamun ilmu rek loba atawa saeutik tapi tetep digiring kana kani’matan.

Salah sawios hasil pangalaman para Ulama pikeun ngarahkeun supaya urang menuju kana arah kabagjaan, kabungah anu teu pernah eureun nyaeta diantawisna; moal eureun-eureun seseorang bakal ngancam dirina pinuh rasa kasieun, lamun Alloh parantos ngabalikkeun sagala sesuatu ka dirina, dikumaha-karepkeun ku Alloh.

Tiasa dibayangkeun ku ilustrasina bahwa ketika urang sumping dina hiji tempat anu urang can pati apal, can pati wawuh dina eta tempat, urang jalan bareng di eta tempat jeung jalma anu apal ka eta tempat, hayang ka cai kudu kamana? dituduhkeun, lamun sare kudu dimana? dituduhkeun, mun dahar kudu kamana? dituduhkeun. Tapi anu nuduhkeun ka urang, anu ngagaet ka urang, anu mere petunjukna nempuhkeun ka urang (leungit kitu wae), bakal kabayang kuralang-kuriling neangan, bingung kudu kamana leumpang? kamana arah? bingung naon cabakeun? naon obrolkeuneun? hayang kacai ge teu apal, hayang dahar ge kajeun lapar, sabab ditinggalkeun ku jalma anu apalna. Tapi lamun urang senantiasa dituduhkeun ku jalma anu apal, cek paribahasana sanajan eta lembur karek didatangan, bakal dibarengan ku ludeung, sanajan eta kota kakara karandapan tapi datang ka eta kota bareng jeung anu apaleun, sanajan teu apal kumaha eta kota, gang anu mana, jalan naon, kumaha budayana, bahasana, bakal tetep meunang katenangan, sabab datang jeung anu apaleun. Saperti kitu kira-kirana, rek kumaha urang teu susah, teu bingung lamun urang ku Alloh geus ditundung.

Moal eureun-eureun urang menyesali diri lamun ku Alloh geus diusir jeung diantep, “pek ayeuna mah kumaha karep maneh” geuning bingung luar biasa. Tapi ternyata teu eureun-eureun kabungah hiji jalma, urang moal eureun meunang kabungah, katenangan ketika lamun parantos nemrak dina jiwa urang, setiap saat kabageuran-kabageuran Alloh.

Alloh ngadawuh dina al-Quran :

Ditingalikeun ka Nabi Muhammad SAW “Kumaha perkembangan hiji jalma yatim tapi disalametkeun ku Alloh
Disaat bingung jeung susah tapi menangkeun pituduh

Dina waktu pinuh ku kamiskinan jeung kakurangan tapi ku Alloh dicukupi sahingga


Kitu gambaran jalma fakir tapi bukti bisa beunghar, jalma bodo atawa anu poek pikirannana pada meunangkeun pituduh. Tingali fakta-fakta! tingali bukti-bukti anu nyata! ternyata ku Alloh jalma anu hina nyata disalametkeun, jalma anu ditinggalkeun ku ibu-ramana nyata disalametkeun ku Alloh.

Maka dina akhir ayat

Fahaddits hartina nyaeta satiap ni’mat anu katarima osok diingetkeun ku urang.

Jadi kasimpulanna hayu urang berupaya meunangkeun kabungah hirup melalui satiap sa’at urang syukuran jeung nginget-nginget kana rupa-rupa ni’mat anu tos dipasihkeun ku Alloh ka urang.

27 Februari 2008

Sakur Anu Dilahirkeun (Manusa) Eta Dina Kaayaan Bersih

RINGKESAN :

Wawadahan anu bersih palay awet bersihna teu kenging dilebetan ku perkawis anu kotor. Sanaos palay awet bersihna upami dilebetan ku perkawis anu kotor, eta wadah pasti kabawa kotor.

Ari asalna Manusa eta Makhluq anu bersih. Sakumaha pidawuh Rosul SAW. :
كُلُّ مَوْلَوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ

Nanging seueur kajantenan, manusa ka palih dieunakeun janten kotor, pasti karana dilebetan ku anu kotor. Supados awet bersihna maka berusaha teu kenging aya kokotor anu lebet, anu dilebetkeunnana kedah anu serba bersih. Conto; otak palay bersih, lebetan ku elmu Alloh! Sabab Elmu Alloh mah
اَلْعِلْمُ نُوْرُ اللهِ

Badan palay bersih (bersih haqiqi) teu kenging digunakeun kana salian ibadah ka Alloh! Hate palay bersih, lebetan ku kabersihan Alloh!

PENJELASAN :

Urang ngadamel tamtsil (conto) hiji wadah (gelas), kawitna wadah teh bersih, dilebetan ku cai anu bersih, awet bersihna. Tapi pami dilebetan ku cai kotor, ieu wadah kabawa kotor. Malahan pami wadah bersih sering dilebetan ku anu kotor sanajan dibersihan saterusna oge, tetep sok aya nyangsang nempel kokotor. Cara anggoan bersih (bodas), sering-sering eta anggoan kageutahan sanajan disabunan ku sabun anu matak ngahilangkeun geutah (bayclin), angger moal bersih pisan, angger aya nempel tilas geutah dina eta anggoan anu bersih.

Manusa ku Alloh diciptakeun mangrupakeun makhluq anu bersih. Sakumaha pidawuh Rosul SAW. :
كُلُّ مَوْلَوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
“Sakur anu dilahirkeun (Manusa) eta dina kaayaan bersih”

Anu kadieuna jadi Abu Jahal, keur dilahirkeun mah bersih. Nu kadieuna jadi Fira’un, keur dilahirkeunna mah fitrah (bersih). Tapi pedah naon Manusa ka palih dieunakeun sok jadi kotor terutami kotor hate? Sabab sering teuing dilebetan ku anu kotor. Otak Manusa teh bersih tapi kadang-kadang sok timbul dina otak teh timbul kalang-kabut pikiran (kalangkang kabutuh) nepika timbul sirah teh rieut, beuki tambah kokotor kana sirah, beuki tambah rieut. Tapi upami sirah diasupan ku nu bersih ku Elmu Alloh,
اَلْعِلْمُ نُوْرُ اللهِ
“Elmu teh Cahaya Alloh”

Nyaeta Elmu kaagamaan, otak urang moal kotor. Ku akibat seueur teuing Elmu anu dilebetkeun kana pemikiran jeung kana otak, pemikiran urang nepika otak teh linglung. Kadang-kadang aya otak teh bingkeng, kadang-kadang aya jalma nepika stress, kadang-kadang aya jalma nepika struk. Akibat otak pemikiranna terus-terusan dikotoran.

Tapi pami dilebetan ku Elmu Alloh, Santri diasupkeun kana otak pemikiranna teh Elmu Alat; ti mimiti Jurumiyah nepika Jam’ul Jawaami’, pami fiqihna; ti mimiti Safinah nepika Roudloh, Tuhfah. Ti mimiti kitab pangletikna nepika kitab panggedena, sanajan terus-terusan moal aya kokotor dina otak.

Tapi sok aya paribasa cenah Santri keur nalar jadi kagegeloan. Punten eta gelona teh lain akibat tina nalar, tapi ku mikir anu sejen dina waktu keur nalar. Sim kuring di dieu (waktos masantren) nalar Jurumiyah ngan ukur saminggu, Shorof ngan ukur 15 poe, ari kopeah nomber 3. Sim kuring sanes takabur tapi tawadlo’ da sirahna letik, teu pernah sim kuring gelo. Naon sababna? Salamina sirah diasupan ku nu bersih. Ku Nurulloh. Badan urang palay bersih? anggota badan palay suci? Moal kotor pami sadidinteunna ibadah ka Alloh. Teu aya kabejakeun jalma anu getol sholat jadi lencangeun, teu aya kabejakeun jalma nu getol wudlu kekeongeun. Tapi kotor badan, loba daki lain ku wudlu, lain ku adus, lain ku mandi, tapi awak dikotoran ku kokotor-kokotor.

Sok coba hate asupan ku Hiqdu, salamina ngunek-ngunek, kana romantika jadi ngurangan, kana bahasa jadi ambek-ambekan, kana gawe teu puguh pamolah, sabab dieusian ku Hiqdu. Eusian hate ku Riya, salamina hayang kaawehkeun teu purun kaelehkeun, salami hayang dipuji teu purun dicaci, sabab hatena diasupan ku Riya. Tapi pami diasupan ku Subhanalloh mung Alloh nu Maha Suci, hate moal bisa kotor.

Sim kuring khususna, umumna ka jama’ah. Urang belajar, baca jenengan Alloh, asli bersih tong dikotoran, otak tong dikotoran, badan tong dikotoran, hate tong dikotoran! Sabab isukan nyanghareup ka nu Maha Suci era kudu mawa nu kotor Nau`dzubillah. Jaga ning esok bakal menghadap Alloh nu Sangat Suci, lamun urang mawa kokotor kacida isinna payuneun Mantenna.