Pages

19 Juni 2008

Empat Ciri Yang Akan Masuk Sorga Dalam Keadaan Selamat

Rosululloh mengatakan bahwa ada empat ciri yang bisa membawa ke sorga dalam keadaan selamat :

1. Memasyhurkan salam
2. Memberi shodaqoh makanan
3. Shilaturrahmi kepada sanak saudara
4. Sholat pada malam hari (Tahajjud)

Adapun haqiqat yang memasukkan ke sorga adalah Alloh (bukan amal) tapi Alloh memberi ciri bagi hambaNya.

Penjelasan :

Seluruh ummat manusia di muka bumi ini tidak ada seorang pun yang mengharapkan kecelakaan dan kesesatan. Dengan perjuangan yang begitu dahsyat untuk mempertahankan kehidupannya agar senantiasa dalam keadaan hidup bahagia. Yang berkerja keras di suatu perusahaan bukan karena ingin bekerja tapi ada tujuan agar hidupnya bahagia mempunyai harta kekayaan serta dapat memberi nafkah bagi keluarganya, begitu juga orang miskin dengan jerih payahnya mereka memberanikan diri jadi tukang, berdagang seadanya demi sesuap nasi.

Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan di dunia ini adalah segalanya padahal itu hanyalah satu persen yang diberikan Alloh kepada hambaNya mulai dari Nabi Adam AS. hingga manusia akhir zaman. Kebahagiaan itu hanyalah sebuah fatamorgana, kebahagiaan itu hanyalah tipu daya untuk menguji kita, akankah kita selamat dan masuk sorga? Pertanyaan ini akan membuat kita berpikir serius dan hanya kepada Alloh kita berharap agar dengan Qudrot dan RidloNya kita dapat diselamatkan dari siksa api neraka. Aamiin.

Maka kita perlu mengetahui tentang cara yang telah dijelaskan bahwa Alloh memberi ciri bagi orang yang akan masuk sorga dalam keadaan selamat yaitu :

1. Memasyhurkan Salam

Ketika kita berjumpa dengan mukmin maka kita sunnat mengatakan Assalamu'alaikum, apalagi bila umur kita lebih muda dari yang diajak salam. Disunnatkan lagi memulai salam bagi yang sedang berjalan kepada orang yang sedang duduk, dan juga sebelum kita berpidato.

Hukum memulai salam adalah sunnat, hukum menjawab salam adalah wajib 'aeni bila seorang, wajib kifayah bila menjawabnya dua orang atau lebih. Tapi dalam segi keunggulannya lebih utama memberi salam daripada menjawab salam. Oleh sebab itu sering-seringlah memberi salam kepada mukmin karena salam itu merupakan sebuah du'a keselamatan dari siksa.

2. Memberi Shodaqoh Makanan

Alangkah baiknya kita bershodaqoh (sedekah) setiap hari meski sedikit, malah Rosululloh SAW. mengatakan "Meski dengan tulang domba" karena dengan bersedekah akan menolak balai dan menolak kebimbangan diri.

3. Shilaturrahmi kepada sanak saudara

Kita harus tahu silsilah keturunan keluarga dan harus bisa menata bahasa panca kaki seperti memanggil kepada paman jangan memanggil seperti kepada seorang kakak dan yang lainnya.

4. Sholat pada malam hari (Tahajjud)

Sebagaimana firman Alloh dalam surat Al-Isro` 79 :




Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Pada hari Mahsyar seluruh manusia akan dikumpulkan di satu lapangan luas, lalu Alloh memanggil orang-orang yang sering sholat pada malam hari tapi yang memenuhi panggilan itu sangat sedikit, setelah itu Alloh langsung memasukkan mereka ke dalam sorga tanpa adanya hisaban (perhitungan amal).

Pada bahasan ini kita pun sangat mengharap agar kita langsung dimasukkan ke dalam sorga oleh Alloh tanpa adanya hisaban maka mari mulai sekarang kita laksanakan yang empat ini.

Semoga apa yang kita lakukan merupakan pekerjaan yang diridloi oleh Alloh SWT. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin.

18 Juni 2008

Hubungan Antara Ummat Islam Yang Akan Mendapatkan Rohmat Dan Maghfiroh Alloh

Supaya kita mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh ketika berhubungan dengan saudara seagama caranya :

1. Harus saling akur atau islah.
2. Jangan saling caci-maki.
3. Jangan memaki diri sendiri.
4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.
5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.
6. Jangan mencari kesalahan orang lain.
7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.

Melihat kondisi zaman sekarang yang dilatarbelakangi oleh rupa-rupa kepentingan (pribadi & masyarakat umum) juga keprihatinan sosial, perilaku pembicaran seseorang sudah tidak diatur. Tidak sedikit yang belok dari aturan Alloh sehingga sesama ummat Islam saling mencaci-maki.

Kita selaku ummat yang beriman, tentunya ingin mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh. Bagaimana caranya? Perlu disadari bahwa ummat itu terbagi dua :

1. Ada yang beriman
2. Ada yang tidak beriman (kafir)

Interaksi ummat Islam dengan kafir, Islam dengan Islam ada aturan yang harus diperhatikan, sebagaimana firman Alloh surat Al-Hujurot ayat 10 :



Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Alloh, supaya kamu mendapat Rahmat.

Oleh karena itu untuk mempertahankan Ukhuwah Islamiyyah maka dengan bertaqwa. Koridor kehidupan sesama ummat Islam harus memakai aturan Islam didasari oleh taqwa, insya' Alloh kita akan mendapatkan Rohmat dan Maghfiroh Alloh. Caranya :

1. Harus saling akur atau islah.

Pada surat Al-Hujurot ayat 10 di atas yang dimaksud dengan saling akur bukan seperti faham komunis (sama rata - sama rasa) tetapi saling memberi peluang kepada orang lain. Contohnya komunikasi si A dan si B tidak aman (mereka harus saling memahami dalam perkara yang berhubungan dengan taqwa kepada Alloh) maka si C harus segera mendamaikan.

2. Jangan saling caci-maki.

Seperti mencaci seseorang dengan menyebut "si Jebleh, si Pendek" meskipun buktinya begitu. Sebab saling caci bisa jadi yang dicaci lebih baik pribadinya daripada yang mencaci maka alangkah baiknya apabila saling menutupi kekurangan.

3. Jangan memaki diri sendiri.

Larangan memaki kepada orang lain, begitu pun kepada diri sendiri. Maka jangan memaki orang lain dan diri sendiri dengan ucapan atau tingkah laku seperti seorang miskin mengajak orang berada untuk mampir ke rumahnya dengan bahasa "ayo kita mampir dulu ke gubuk saya" padahal rumah tersebut lebih bagus dari apa yang dikatakannya. sebab seolah si miskin tidak menerima akan nugraha yang telah diberikan Alloh kepadanya (ini temasuk kufur nikmat).

Jadi manusia jangan minder, jangan melakukan pekerjaan yang membuat kita hina diri! Contoh lagi; jarang mandi, jarang bersih-bersih di rumah, jarang menghafal, apalagi tidak pernah ngaji ilmu agama, itu pun akan membuat kita hina karena dengan ilmu kita akan menjadi seorang mulia.

4. Jangan memanggil dengan bahasa yang tidak terpuji.

Diantara perilaku yang tidak boleh dilakukan oleh sesama ummat Islam yaitu memanggil dengan kata-kata jelek sebab akan menyakiti perasaan yang dipanggil, bila sudah sakit hatinya maka bahaya yang ditimbulkannya akan lebih besar. Sering terjadi banyak hilang nyawa karena masalah lidah. Memanggil orang lain "si Beke" karena badannya pendek padahal namanya Syamsuddin, nyebut "si Putih" padahal kulitnya hitam, namanya Ahmad Munawwar.

5. Jauhkan diri dari prasangka buruk.

Seperti mengajak tersenyum padahal maksudnya mentertawakan.

6. Jangan mencari kesalahan orang lain.

Karena tidak suka kepada seseorang tanpa alasan, dia berani memfitnah dan mengajukan ke pengadilan agar yang dibencinya masuk penjara. Kita jangan berani mencari kesalahan orang lain, tapi bila kita menemukan kesalahan mereka maka kita harus segera menegurnya bahwa kelakuan tersebut adalah salah.

7. Jangan membicarakan kejelekan orang lain.

Zaman sekarang namanya membicarakan kejelekan orang lain (gosip) banyak diacarakan di setiap televisi, hukumnya antara yang memberitakan dan yang menyimaknya (menonton dan mendengarnya) sama dosanya bahkan termasuk dosa besar. Maka kita harus hati-hati dan memilah mana yang manfa'at dan mana yang madharat.

Tentunya bila yang tujuh rupa ada dalam diri seorang mukmin, bagaimana akan datang Rohmat dan Maghfiroh Alloh? Yang ada malah mendapatkan celaka di dunia dan nanti di akhirat. Marilah dari sekarang kita bertaubat kepada Alloh dan saling meminta maaf di antara kita karena sesungguhnya mukminin adalah bersaudara.

04 Juni 2008

Manfaat Dan Madharat Untuk Diri Sendiri

Taat kita tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Begitupun maksiat kita tidak ada madaratnya bagi Alloh. Justru sebaliknya manfaat untuk kita dan madarat pun untuk kita.

Di antara kemanfaatannya menjadi amal baik untuk bekal di akhirat dan tercipta tatanan hidup kita di dunia. Di antara kemadharatannya yaitu menjadi dosa yang akan menerima siksaan di akhirat serta tiada ketenangan bersama dengan manusia di dunia.

Penjelasan :

Para ulama kembali mengajak untuk menggunakan akal pikiran kita, yang dimaksud tiada lain kecuali tumbuh lahirnya sikap positif dalam melaksanakan perintah dan menghindar dari segala larangan Alloh.

Hal taat dan maksiat kita sudah pada mengetahuinya bahwa Alloh :



"...Sesungguhnya Alloh adalah Dzat yang Maha Kaya (tidak membutuhkan) kepada seluruh alam (makhluq)". QS. Ali Imron 97

Alloh merupakan Dzat Maha Kaya, tidak membutuhkan dan tidak akan terpengaruh oleh makhluq-Nya. Beda dengan seorang makhluq yang kaya raya tapi butuh dan terpengaruh oleh makhluq lainnya. Alloh mempunyai sifat Irodat (Kehendak), Alloh mempunyai sifat Qudrot (Kuasa) Alloh yang berkehendak dan berkuasa, Alloh yang Maha Kuasa bisa memerintahkan kepada seluruh manusia yang berada di jagat raya untuk bertaqwa kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya :




"Wahai manusia! Kalian semua harus bertaqwa kepada Alloh dengan taqwa yang sesungguhnya, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam". QS. Ali Imron 102

Begitu pula Alloh berfirman dalam Al-Baqoroh 21 :




Bahwa kita diperintah Alloh untuk menyembah kepada-Nya, harus melaksanakan segala perintah-Nya. Di sisi lain Alloh Maha Kaya yang sama sakali tidak membutuhkan makhluq-Nya tapi Alloh memerintah kepada kita dalam bentuk-bentuk ibadah, bentuk-bentuk taat yang tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Meski seluruh makhluq yang berada di alam dunia beriman kepada Alloh, beribadah kepada Alloh, bertaqwa kepada Alloh, taat kepada Alloh tidak akan menambah Kemuliaan dan Keagungan Alloh, bahkan Alloh yang memberi pahala bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.

Alloh adalah Dzat Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk menghindari maksiyat. Di sisi lain Alloh Dzat yang tidak membutuhkan kepada makhluqNya tetapi melarang kepada hambaNya untuk melakukan bentuk-bentuk maksiyat yang padahal tidak ada madharatnya bagi Alloh karena meskipun seluruh makhluq maksiyat, menentang kepada Alloh, sedikitpun takkan mengurangi Kemuliaan dan Keagungan Alloh, tetapi Alloh yang akan memberi adzab bagi orang yang melakukan dosa. Maka dari sini sangat kelihatan orang yang awas mata hatinya, dia mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh untuk dijadikan bekal di akhirat serta terciptanya tatanan kehidupan di dunia, berkumpul damai bersama dengan makhluq, gemah ripah repeh rapih loh jinawi.

Berbeda dengan orang-orang buta hatinya yang tidak mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh tapi malah membuat kemadharatan bagi dirinya bahkan teman hidupnya adalah melakukan maksiyat yang menimbulkan datangnya adzab Alloh di akhirat, merusak tatanan kehidupan makhluq di dunia, diteundeun di kulon ngiruh, diteundeun di tengah ngubek, diteundeun di wetan ngabendung, dijieun pamikul bengkung, dijieun cemped meped".

Wallohu a'lam bisshowab. Semogalah kita diberi hidayah serta taufiq untuk melakukan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarang Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

28 Mei 2008

Menjiwakan Asmaul Husna As-Samii'u

Salah satu sifat Alloh yang terdapat di dalam Asma’ul Husna yaitu sifat As-Samii’u yang artinya adalah Alloh yang Maha Mendengar. Setiap langkah dan ucapan yang timbul dari lisan ataupun dari hati sanubari, semuanya dapat didengar Alloh.

Bisikan hati kita tentunya dapat menimbulkan dua niat, yaitu niat baik dan niat buruk. Keduanya tidak akan lepas dari pendengaran dan disaksikan oleh Alloh sehingga kita tidak dapat menghindari dari-Nya. Ketika datangnya niat baik dalam hati kita maka Alloh akan mencatatnya sebagai amal kebaikan, tetapi sebaliknya apabila yang datang itu niat jelek maka Alloh tidak akan langsung mencatatnya sebagai amal kejelekan, kecuali apabila niat jelek itu dilakukan sesuai dengan apa yang telah diniatkannya.


Oleh karena itu, kita harus waspada dalam mengatur setiap gejolak hati dengan dua cara :

1. Harus bisa menjiwai لا مطلوب الا الله yang artinya; tidak ada yang pantas untuk dilakukan kecuali perintah Alloh. Jadi, selamanya kita harus menunggu perintah dari Alloh, singkirkan perintah nafsu amarah yang mengakibatkan kepada perbuatan maksiyat.

2. Kuatkan iman, bahwa di samping kita ada dua malaikat Roqib dan Atid yang selamanya mencatat perilaku kita. Alloh berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 80 :





“Apakah mereka mengira, bahwa Kami (Alloh) tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.

PENJELASAN :

Alloh mengatakan; Kami mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama. Panggillah nama Kami sesuai dengan apa yang kalian inginkan. Di antara rupa-rupa Asma Alloh ada yang dinamakan As-Samii’u yang artinya Alloh Maha Mendengar. Alloh mendengar bukan dengan telinga, sebab Alloh bukan Jirim yang membutuhkan kepada ‘Arodl, tetapi Dzat yang mempunyai Sifat. Oleh karenanya Alloh mendengar dengan sifat Sama’-Nya. Maka tidak ada batasan dan ukuran yakni yang didengar oleh Alloh bukan sekedar suara tetapi bisikan hati pun terdengar, jelas atau tidak, keras atau tidak, semuanya pun didengar Alloh.

Dalam menggunakan peribahasa setiap hari kita harus berhati-hati, jangan ada kata-kata “Suara hati sanubari kita didengar Alloh, apalagi suara yang keluar dari mulut jelas akan lebih terdengar”. Sepintas kalimat ini sepertinya benar, padahal salah besar. Bila mempunyai anggapan seperti itu maka mendengarnya Alloh tidak berbeda dengan makhluq sebab ada bahasa “jelas” dan “lebih jelas” padahal sesungguhnya suara samar, kecil, keras, semuanya sama pada jelasnya dihadapan Alloh.

Kita sebagai manusia yang beriman harus lebih mawas diri dalam tingkah perilaku sebab semua gerak-gerik anggota badan juga bisikan hati didengar oleh Alloh. Jangan punya anggapan bahwa kita sendirian, tidak ada yang mendengarkan, padahal yaqin bukti ada yang mendengarkan dan ada yang memperhatikan yaitu Alloh. Harus lebih waspada sebab barangkali ada kelakuan jelek yang ditulis oleh utusan Alloh yaitu malaikat Atid. Firman Alloh surat Az-Zukhruf ayat 80 :




“Apakah mereka mengira, bahwa Kami (Alloh) tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.

Supaya pekerjaan atau bisikan hati kita baik maka solusinya kita harus menjiwakan لا مطلوب الا الله Tiada lagi yang harus dijalani kecuali perintah Alloh dalam hati sanubari kita. Yang manfa’atnya tidak akan ada bisikan hati untuk melakukan kejelekan sebab tiada lagi yang kita lakukan kecuali perintah dari Alloh.

Alloh menugaskan dua malaikat yang selamanya mengikuti kita kapan pun, dimana pun, bagaimana pun keadaan kita pasti akan mengikuti kita karena Alloh pun memberi petunjuk kepada kita dengan lafadz إقراء yang artinya “bacalah”. Sedangkan yang harus dibaca ada empat :

1. Tempat
2. Situasi
3. Waktu
4. Siapa

Mudah-mudahan ada manfa’atnya khusus untuk pribadi, umumnya bagi semua ummat muslimin. Begitu pula mari kita pinta kepada Alloh agar kita sebagai manusia mendapatkan Rohmat serta Maghfiroh Alloh SWT. Bisa mawas diri dan lebih berhati-hati dalam gerak-gerik hati sanubari dan melakukan sesuatu sebab dimana pun, bagaimana pun, kapan pun, ada dua malaikat yang diutus Alloh yakni Roqib dan Atid yang selamanya mengikuti kita. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.

21 Mei 2008

Istiqomah Dina Pagawean Anu Dipikacinta Ku Alloh

Tina sapalih tanda diri, aya dina tempat anu ditetepkeun ku Alloh, tegesna lain tina tempat anu salah ceuk Alloh nyaeta dimana-mana urusan dina ibadah (agama), kasalametkeun oge dina urusan kahirupan (dunya) kabiayaan.

Anu kabeneran hirup seperti tadi, tong salah sangka yen anu keur dipigawe teh salah, balikta lakukeun eta pagawean kalawan saestuna tur jadikeun pikeun ladang amal ka Alloh SWT.

Teu kanyahoan anu dilakukeun ku urang kiwari, jauh tina cita-cita anu baheula, kunaon aya di kaler padahal leumpang teh nyukcruk ka kidul? Cita-cita anu kapungkur teu kalaksanakeun, kapungkur anu dicita-citakeun jadi ajengan, naha jadi tukang gorengan? Situasi keur kieu dimodifikasi (dipake kesempatan) ku syetan ku ngarahkeunna syetan ku ilustrasi bahwa yen ieu teh anu keur karandapan lain anu sanyatanya (sementara). Sahingga teu aya kasungguhan dina ngalakukeun anu keur karandapan, nu jadi tukang dagang teu sungguh-sungguh dina dagangna. Padahal dina buktina rangkaian anu keur karandapan lain anu sementara, tapi ieu anu karandapan anu ngudukeun ka urang supaya sungguh-sungguh.

Lamun rek dipariksa darah maka kudu aya alat paragi tensina, jang naon? Supaya boga kapastian yen ieu puyeng teh tina panyakit maag atawa darah tinggi, atawa budak panas, kudu aya termometer (alat paranti ngukurna), sabaraha derajat panasna?

Supaya kaluar tina kawaswasan anu eta kawaswasan dibangun ku syetan didedetkeun kana pikir jeung rasa urang supaya urang hirup teu puguh juntrung jauh tina kakuduan ceuk Alloh. Maka mushonnif kitab masihan barometer ka urang, keur naon? Supaya apal anu keur dipigawe ku diri eta bener tawa teu ceuk Alloh? Da aya bener aya siga bener, lamun siga pisan eta artina lain pisan, jiga monyet, artina eta anu disarupakeun lain monyet.

Dina masalah ieu ulama ahli sufi masihan barometer keur nganyahokeun urang ayeuna, naha aya dina kahirupan anu bener, atawa aya dina anu salah? Cirina urang geus bener menepati aturan ti Alloh nyaeta ; Dimana-mana Alloh nempatkeun dina hiji pagawean tapi eta pagawean teh salamet agamana jeung salamet darigamana, lamun salamet eta anu dua (agama & darigama), maka eta anu alus mungguh Alloh. Min iqoomatillahi hirup anjeun kituna teh ditempatkeun ku Alloh. Anu jadi Kiai ulah hayang jadi tukang dagang, anu jadi tukang dagang ulah hayang jadi PNS, anu jadi PNS ulah hayang jadi wiraswasta, anu jadi tukang bajigur ulah aya bahasa "sementara we jadi tukang bajigur sambil nungguan panggilan gawe.

Mudah-mudahan urang bisa syukuran kana naon perkara anu dibikeun ku Alloh, Amiin ya Robbal Alamin.